5 Ciri-ciri Politisi yang Bakat Jadi Koruptor
http://memekee.blogspot.com/2014/05/5-ciri-ciri-politisi-yang-bakat-jadi.html?m=0
Kasus korupsi di Indonesia belakangan ini mulai banyak terkuak. Kebanyakan di antaranya dilakukan oleh para politisi yang terpilih jadi pejabat pemerintahan. Untuk itu, masyarakat pun diminta untuk lebih pintar dalam memilih calon pada saat Pemilu.
Jangan mudah termakan dengan janji palsu dan juga pamflet-pamflet yang disebar para politisi. Teliti dan cari informasi mengenai latar belakang tiap calon, baik itu calon legislatif maupun calon presiden dan wakil presiden.
Semua masyarakat tentunya sangat berharap para politisi itu bisa jujur dan memenuhi semua janjinya saat kampanye. Jangan malah membuat malu karena terjerat kasus korupsi setelah resmi jadi pejabat.
Berikut ciri-ciri politisi yang diperkirakan bakal korupsi saat jadi pejabat:
1. Politik uang
Jangan senang dulu jika ada politisi yang memberikan uang saat kampanye. Karena bisa jadi setelah dia jadi pejabat, dia bakal korupsi uang rakyat lebih banyak demi mengembalikan modal kampanye-nya itu. Ujung-ujungnya, masyarakat sendiri yang akan dirugikan.
2. Berbuat curang
Politisi yang berani berbuat curang saat Pemilu merupakan tanda kalau dia bakal jadi korupsi. Karenanya, Anda sebagai warga negara yang baik, jangan ragu untuk melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) jika melihat kecurangan.
3. Mencari kekayaan
Cari tahu alasan kenapa politisi di daerah Anda ingin jadi pejabat pemerintahan. Apakah dia benar tulus ingin memajukan negara atau hanya ingin memajukan perekonomian keluarganya sendiri? Jika niatnya saja sudah tidak baik, maka pasti dia bakal jadi koruptor jika terpilih.
4. Penebar janji
Politisi yang suka menebar janji berpotensi jadi koruptor. Janji-janjinya saat kampanye hanya untuk menarik simpati masyarakat agar mau memilihnya. Karenanya, jangan termakan janji manis. Tapi lihatlah program kerjanya apakah masuk akal atau tidak.
5. Ambisius
Politisi yang sangat berambisi menjadi pejabat biasanya tidak akan terima jika dirinya kalah. Padahal, memajukan negara tidak harus jadi pejabat, lalu kenapa dia tidak mau menerima kekalahan? Itu tanda kalau ada niat terselubung dari dalam dirinya.
Jadilah pemilih yang cerdas agar tidak dibodohi oleh para politisi yang hanya ingin mendulang kekayaan. Pilihlah politisi yang jujur, baik, dan tentunya dapat menyuarakan apresiasi masyarakat.
Sumber: ciricara.com